Capaian Pembelajaran Pada Program Sekolah Penggerak

Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, DAN SMALB
Pada Program Sekolah Penggerak

Elemen Pembelajaran

Berdasarkan Keputusan
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Nomor 028/H/KU/2021

Capaian Pembelajaran PAUD Pada Program Sekolah Penggerak

Capaian Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat dimaknai sebagai sebuah tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran PAUD sebagai fondasi jenjang pendidikan dasar. Di samping itu, capaian pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di satuan PAUD dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini.
Lingkup capaian pembelajaran di PAUD mencangkup 3 elemen yaitu nilai agama dan budi pekerti, jati diri, dan dasar-dasar literasi dan STEM.


Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Program Sekolah Penggerak

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan.

Capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA), mencangkup 4 elemen yaitu:
  1. Menyimak
  2. Membaca dan Memirsa
  3. Berbicara dan Mempresentasikan
  4. Menulis

Capaian Pembelajaran PPKn Pada Program Sekolah Penggerak

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mempunyai visi menjadi program pendidikan sekolah yang melakukan transmisi dan transformasi sikap serta perilaku peserta didik melalui proses pembelajaran. 

Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran PPKn yang di dalamnya terkandung penguatan karakter, literasi dan kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Penerapannya harus dapat mendorong proses berfikir kritis, analitis, reflektif dan keterampilan “high order thinking ” melalui interaksi yang kontekstual dan kolaboratif. 

Dengan demikian, PPKn akan mampu menghasilkan warga negara yang mampu berfikir global (think globally) dengan caracara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa. 

Mata pelajaran PPKn mempunyai kedudukan strategis dalam upaya mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada setiap warga negara sehingga dapat menumbuhkembangkan sikap perbuatan dan keterampilannya dalam upaya mencapai Indonesia gemilang pada 2045 mendatang.

Cakupan pembelajaran PPKn pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) terdiri dari 4 elemen penting yaitu:
  1. Pancasila
  2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
  3. Bhinneka Tunggal Ika
  4. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn).
Cakupan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) terdiri dari 5 elemen keilmuan yang meliputi:
  1. Al-Qur’an dan Hadis
  2. Akidah
  3. Akhlak
  4. Fikih
  5. Sejarah Peradaban Islam. 

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Penyusunan capaian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti didasarkan pada Kurikulum 2013 yang terdiri atas dua elemen, yaitu: Allah Tritunggal dan Nilai-nilai Kristiani. Dua elemen tersebut masih sangat umum dan belum dapat menggambarkan substansi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen secara spesifik.

Cakupan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) terdiri dari 4 elemen yaitu:
  1. Allah Berkarya
  2. Manusia dan Nilai=Nilai Kristiani
  3. Gereja dan Masyarakat Majemuk
  4. Alam dan Lingkungan Hidup

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti mendorong peserta didik menjadi pribadi beriman yang mampu menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang bersumber dari Kitab Suci, Tradisi, Ajaran Gereja (Magisterium), dan pengalaman iman peserta didik. Kurikulum Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti diharapkan mampu mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, mengungkapkan dan mewujudkan iman para peserta didik.
Cakupan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) terdiri dari 4 elemen konten dan kecakapan. 

Empat elemen konten yaitu:
  1. Pribadi peserta didik
  2. Tesus Kristus
  3. Gereja
  4. Masyarakat
Empat kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah memahami, menghayati, mengungkapkan, dan mewujudkan.


Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Kehidupan sebagai warga negara, umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, tersurat dan tersirat baik secara langsung maupun tidak langsung, mendukung keutuhan NKRI, diantaranya: 
  1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan Sang Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungan; 
  2. Agama Hindu selalu menanamkan pada setiap umat tentang ajaran tri kaya parisudha (berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik).
Cakupan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) yaitu:

Elemen kecakapan yang ada dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri dari: 
  1. Empati
  2. Komunikasi
  3. Refleksi
  4. Berpikir Kritis
  5. Kreatif
  6. Kolaborasi.

Elemen konten dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri dari: 
  1. Kitab Suci Weda
  2. Sraddha dan Bhakti
  3. Susila
  4. Acara
  5. Sejarah

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti membantu peserta didik menumbuhkembangkan karakter, dan potensi diri dengan menyelami empat pengembangan holistik sebagai entitas Pendidikan Agama Buddha yang mencakup pengembangan fisik, pengembangan moral atau sosial, pengembangan mental, serta pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan.
Nilai-nilai agama Buddha menjadi fondasi peserta didik untuk memiliki empat pengembangan, sehingga menjadiv peserta didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global. Secara operasional, proses dan tahapan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk membentuk peserta didik menjadi Pelajar Pancasila dicapai melalui tiga elemen yaitu:
  1. Sejarah
  2. Ritual
  3. Etika

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Hakikat dan Esensi Pendidikan Agama Khonghucu tertuang dalam makna makna mendidik. Mendidik adalah proses atau usaha menumbuhkan sifat-sifat baik manusia dan menolong dari kekhilafannya.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu digambarkan melalui 5 elemen yang meliputi:
  1. Sejarah Suci
  2. Kitab Suci
  3. Keimanan
  4. Tata Ibadah
  5. Perilaku Junzi. 
Kelima elemen tersebut dicapai dengan kecakapan dalam pembinaan diri, empati, komunikasi, refleksi, berpikir kritis, kreatif dan kolaborasi.


Capaian Pembelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti Pada Program Sekolah Penggerak

Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa berkontribusi dalam mempromosikan rasa saling menghormati dan toleransi dalam masyarakat beragam. Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini juga menawarkan untuk refleksi pribadi untuk membangun keindonesiaan (Basuki, 2005) dan perkembangan spiritual nusantara sehingga memperdalam pemahaman tentang pentingnya nila-nilai kearifan lokal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada situasi keberagaman global.
Mata pelajaran pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam 5 elemen pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi:
  1. Sejarah
  2. Keagungan Tuhan
  3. Budi pekerti
  4. Martabat spiritual
  5. Larangan dan kewajiban

Capaian Pembelajaran Matematika Pada Program Sekolah Penggerak

Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal-universal.
Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan
pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami peserta didik yaitu:
  1. Bilangan
  2. Aljabar
  3. Pengukuran
  4. Geometri
  5. Analisis Data dan Peluang

Elemen kecakapan dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapankecakapan yaitu:
  1. Pemahaman Matematis
  2. Penalaran dan Pembuktian Matematis
  3. Pemecahan Masalah Matematis
  4. Komunikasi dan Representasi Matematis
  5. Koneksi Matematis

Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Program Sekolah Penggerak

Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam berbagai jenis teks.
Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup elemen keterampilan reseptif yaitu:
  • Menyimak
  • Membaca
  • Memirsa
serta keterampilan produktif
  • Berbicara
  • Menulis
  • Mempresentasikan

Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial SD Pada Program Sekolah Penggerak

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap
fenomena yang terjadi di sekitarnya. 
 
Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik, pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan sosial), dan keterampilan Proses. 


Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP Pada Program Sekolah Penggerak

Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten peserta didik dalam menggunakan pemahaman sains dan keterampilan proses (inkuiri; yakni mengamati, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi, merencanakan dan melaksanakan aksi serta melakukan refleksi diri), serta mempunyai sikap dan laku sehingga peserta didik dapat berkontribusi positif terhadap lingkungannya.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam ehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa. 

Terkait Cakupan Pembelajaran Secara Terperinci pada fase A (kelas 1 dan II SD), fase B (kelas III dan IV), fase C (kelas V dan VI), fase D (kelas VII, VIII, dan IX SMP), fase E (kelas X SMA), fase F (kelas XI dan XII SMA) dapat dilihat pada file berikut ini berdasarkan

KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
NOMOR 028/H/KU/2021 
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN 
 PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, DAN SMALB
PADA PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement